Penting nya mendidik anak dalam islam.
Pendidikan
anak adalah perkara yang sangantpenting di dalam islam. Dalam Al-Quran kita
bisa lihat bagaimana Allah SWT menceritakan petuah-petuah luqman yang merupakan
bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. “dan (ingatlah) ketika luqman berkata
kepada anaknya, di waktu ia memberi palajaran kepadanya:”hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah SWT, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah SWT) adalah
benar-benar kezaliman yang besar”. (Qs. Luqman: 13). Begitu pula dalam
hadits-hadits Rasulullah SAW, kita temui juga banyak bentuk-bentuk pendidikan
terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara
langsung. Diantaranya sebuah riwayat dari Abdullah bin Abdul Asad anak tiri
Rasulullah SAW”Aku seorang anak kecil di bawah pengasuhan Rasulullah SAW dan
pada waktu makan tanganku berkeliaran kesana kemari ke setiap sudut nampan maka
Rasulullah bersabda,”Wahai anak. Sebutlah nama Allah SWT dan makanlah dengan
tangan kananmu dan ambil makanan yang dekat darimu”.(HR.Al Bukhari dan Muslim).
Seorang
pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya
tanggung-jawab mereka di hadapan Allah SWT terhadap pendidikan putra-putri
mereka. Tentang perkara ini, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang baha bakarnya
adalah manusia dan batu”.(At-Tahrim: 6). Dan dalam sebuah Rasulullah SAW
bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban”.(HR.Al
Bukhari dan Muslim).
Seiring
teknologi yang semakin maju dan dunia digital yang semakin maje dan dunia
digital yang semakin berkembang pesat, ternyata memberikan tantangan baru bagi
para orang tua. Membesarkan anak di era maya ini terbilang berat. Sebagai orang
tua, selai harus bisa mengikuti perkembangan teknologi, kita juga perlu
memiliki siasat baru dalam mengasuh anak.
Berbagai
macam reaksi orang tua dalam menyikapi tantangan teknologi internet, dan
pengaruhnya terhadap anak mereka. Paling tidak ada 3 kategori orang tua dalam
hal ini:
1.Menarik diri.
Seperti seorang ayah yang
berkata “Saya tidak akan memberikan fasilitas komputer dan internet kepada
anak-anak saya dan saya memastikan tidak akan pernah memberikannya!”. Cara ini
sepertinya bijak, padahal ibarat gelembung udara suatu saat pasti pecah (entah
karena pemberontakan dari dalam atau tekanan dari luar). Sikap seperti ini
hanya efektif untuk jangka pendek, sedasngkan dalam jangka panjang justru
berakibat fatal. Karena dia tidak mengasah keterampilan anak agar sensitif dan
mampu menilai atau memilih suatu perkara.
2. Menyerahkan diri.
Seperti
perkataan seorang ibu “zaman memang sudah berubah. Saya memberikan anak saya
kebebasan menggunakan teknologi supaya semakin canggih dan pintar”. Sang ibu
berpikir terlalu positif dalam menanggapi manfaat teknologi. Jenis orang tua
seperti ini terlalu menyederhanakan masalah. Adalah sebuah kecerobohan besar
jika kita membiarkan anak-anak melayari dunia maya dan menikmati semua yang
disajikan di sana. Orang tua wajib memertimbangkan keterbatasan anak untuk
menilai dan membedakan.
3. Menerima dengan
kritis
Yaitu orang tua yang ketika hendak memberikan komputer atau
smartphone dengan akses internet kepada anak-anaknya, mereka harus melewati
sejumlah diskusi panjang. Lewat proses yang relatif melelahkan disertai debat,
protes, dan wajah manyun. Tapi pada akhirnya, pasca memastikan nilai, aturan,
bahaya, dan batasan maka kesepakatan kedua belah pihak pun tercapai. Orang tua
seperti inilah yang cerdas dalam mendidik anak di zaman yang penuh tantangan
ini.
Bahaya Internet Bagi
Anak
Penggunaan internet oleh anak-anak tanpa kontrol dan
pengawasan dari orang tua tentu mendatangkan efek negatif dan bahaya bagi anak.
Diantara bahaya tersebut adalah:
1.Kecanduan.
Anak-anak yang menghabisakan sebagian besar waktu mereka di
internet cenderung menunjukkan pperilaku yang aneh yang ditandai dengan
dorongan untuk berada di internet sepanjang waktu, sengga anak mungkin
menghindari semua kegiatan dan menjadi tenggelam dalam dunia maya. Dalam sebuah
kasus yang pernah terjadi di China ada beberapa remaja yang mengalami kecanduan
permainan sampai mereka memakai popok agar tidak usah pergi ke kamar mandi.
Selain itu anak yang gila internet dan game online akan tersita waktunya,
seharian hanya di depan laptop atau komputer, ini akan mengacaukan jadwal
shalat, makan, istirahat, dan belajar si anak. Akibatnya lupa ibadah, istirahat
tidak terratur, susah makan dan malas belajar. Tentu hal ini sangat merugikan
dan mengganggu tumbuh kembang anak.
2. Kurang aktivitas
fisik
Ada sejumlah permainan yang tersedia di internet dan ini
telah membuat kebanyakan anak untuk menghindari semua kegiatan di luar ruangan.
Dengan tidak adanya aktivitas fisik, anak-anakk dapat dengan mudah menjadi
mangsa banyak penyakit, dan duduk terus di depan layar komputer dapat merusak
mata anak, dan menyebabkan ketegangan pada leher dan bahu. Selain itu juga bisa
membuat mereka gagal untuk mengembangkan keterampilan diri.
3. Akses pronografi.
Ini adalah salah satu dampak negatif terbesar internet bagi
anak-anak. Internet telah memberikan media yang mudah bag anak-anak untuk
mendapatkan akses ke pornografi, dan ini dapat mengantarkan mereka kepada
perbuatan dosa dan zina.
4.Kejahatan Cyber.
Internet juga telah mempermudah elemen yang tidak bermoral
untuk berhubungan dengan putera puteri kita dan ini telah menyebabkan penigkatan
kasus penculikan, pencabulan, dan pencurian identitas. Perilaku semacam ini
sangat beresiko dan telah membuat anak-anak sangat beresiko dan telah membuat
anak-anak sangat terjerumus dalam pergaulan buruk serta rentan menjadi korban
kejahatan cyber.
CARA PEMAKAIAN YANG
BENAR.
Bagai pedang bermata dua, meskipun ada satu sisi yang
membahayakan internet juga punya sisi yang bermanfaat. Salah satu manfaatnya
adalah kita bisa menambahkan wawasan untuk pengetahuan anak serta
memperkenalkan kepada anak tentang banyak hal yang ada di dunia. Akan tetapi
tidak dipungkiri, kita sebagai orang tua harus lebih waspada mengawasi anak
dalam menggunakan internet. Kalau tidak diawasi bisa jadi bukan manfaat yang
diperoleh malah mudharat yang didapat. Berikut ini ada beberapa saran dalam
memberikan layanan internet untuk anak anda:
1. Megatur waktu anak bermain internet.
Jangan pernah memberi wewenang penuh kepada anak untuk
bermain internet. Atur waktu-waktu tertentu untuk anak bermai internet. Sehingga
orangtua bisa mengawasinya. Namun jangan sampai anak kita merasa dirinya
diawasi. Karena bisa jadi si anak malah tidak nyaman sehingga mencari cara
internetan di luar, termasuk di warnet. Membatasi waktu anak berinteraksi dengan
internet juga sekaligus mengajarkan anak untuk disiplin. Semua ibadah, sekolah,
internetan, belajar, lebih penting orangtua dan orang rumah konsisiten terhadap
peraturan yang telah dibuat. Terutama kedua orangtua harus sudah sepakat.
2. Mengontrol seccara berkala gadget dan
komputer anak.
Cek secara berkala dan acak isi gadget atau komputer anak.
Apakah ada sms maupun file-file yang tidak baik untuk anak di gadget maupun
komputernya. Sebaiknya caranya tanpa sepengatuhuan anak, karena jika dengan
izin terlebih dahulu seara tidak langsung, kita mengajari anak untuk berbohong,
sebab jika di dalam gadget ada sms maupun file yang orangtua tidak membolehkan,
secara spontan anak akan mencari alibi (berbohong) kepada orangtua. Kalu anak
diberi komputer pribadi sebaiknya letakkan di tempat terbuka seperti ruang
keluarga. Orangtua maupun penghuni rumah lain bisa dengan mudah mengawasi apa
yang dilakukan anak pada komputer yang terhubung internet. Dan sekali-sekali
ceklah
3. Jadilah sahabat terbaik anak.
Salah satu cara paling jitu mengawasi anak dalam menggunakan
internet adalah dengan cara orangtua menjadi sahabat anak. Biasanya seorang
akan menceritakan semua yang terjadi pada sahabatnya. Jika orangtua menjadi
sahabat anak maka anak akan tidak ragu menceritakan semua yang dialaminya pada
orangtua. Jadilah sahabat anak baik di dunia nyata maupun dunia maya. Artinya
jika si anak pengguna media sosial seperti facebook sebaiknya menjadi
sahabatnya di facebook juga. Disamping itu orang tua juga harus selalu
menasehati anak tentang dampak buruk internet.
TERAPI BAGI YANG
KECANDUAN
Kecanduan
internet merupakan sebutan bagi mereka yang sudah mengalami kesulitan untuk
terlepas dari internet. Dalam beberapa menit sekali, secara sadar ataupun tidak
sadar mereka selalu mengakses internet. Sayangnya, candu terhadap internet ini
memiliki dampak negatif. Kecanduan internet dapat disembuhkan, namun
membutuhkan proses yang cukup lama. Berikut ini adalah beberapa cara untuk
mengatasi kecanduan internet:
1. Meningkatkan ilmu agam.
Pendidikan agama merupakan pendidikan dasar yang sangat
mempengaruhi gaya hidup seseorang. Dalam agama islam, kita diajarkan untuk
memanfaatkan waktu dengan baik. Allah SWT berfirman, yang artinya: “Demi massa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nesehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya mentapi kesabaran”(QS.Al Ashr.). dan
rasulullah juga bersabda: “Tidak akan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat
hingga (ia) ditanya tentang umurnya,
untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya, sudahkah ia amalkan? Tentang hartanya,
dari mana dia peroleh dan untuk apa ia belanjakan? Tentang jasadnya. Untuk apa
ia gunakan?(HR.At-Tirmidzi). Dengan menyadari hal tersebut, diharapkan kita
dapat membatasi diri dalam meggunakan internet sehingga waktu yang kita miliki
tidak terbuang percuma.
2. Niat dan membulatkan tekad.
Seorang pecandu internet yang ingin kembali normal harus
mempunyai tekad yang kuat dan niat dari dalam diri sendiri untuk mengurangi
penggunaan internet yang berlebihan.
3. Mengurangi durasi penggunaan internet.
Misalnya, yang biasanya membuka internet selama 5 jam per
hari, dikurangi satu jam, menjadi 4 jam per hari. Pengurangan waktu tersebut
dilakukan secara bertahap.
4. Melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Carilah kegiatan yang lebih bermanfaat seperti memperbanyak
ibadah, olahraga, belajar, aktif oraganisasi, melakukan hobi, dan sebagainya.
5. Bersosialisasi
Berkumpullah dengan keluarga, teman, tetangga, dan lain-lain.
Ketika sedang berkumpul, lakukanlah interaksi sosial dengan baik.
Wallahu A’lam.
Semoga Bermanfaat, Wassalam
No comments:
Post a Comment